Minggu, 21 Desember 2008
Puter Giling
sinengkuyung rasa kang karasa
kang titik tumitik nuntun kawula,
jagad sansaya uwal saka pangrembaka
kahuripan kang tansah puter giling
kaparingan kita suminare raga
kang ginawa kita ngantos paripurna
sageda agesang ing pangrembakane jaman....
Sabtu, 13 Desember 2008
Jumat, 12 Desember 2008
NGUNDHUH FILE JAWA

@ 13 Desember 2010
- BAHASAJAWAUNTUKPEMULA.
- Naskah Drama Basa Jawa : Ande-andeLumut
- Ramayana Wayang Kuning
- Rama Kartapradja
- Horoskop Jawa
- Naskah Kethoprak Bedhah Pati
- Sejarah Hanacaraka
- SENGKALAN
- Serat Baratajuda Tjermakarsana
- PADINAN NEPTU (Petangan Jawa)
- WANWASABHÄ€
- TAHUN JAWA CARA PENGHITUNGANNYA BERDASAR NEPTU
- Komik Wayang - Palguna palgunadi
- Wanda Wajang Purwa
- Pandawa Gubah
- Gambar Wayang - Gagrak Surakarta
- Paribasan; Bebasan, Saloka
- Waosan macapat
- Cerita Wayang
- SASTRA WAYANG
- Sumantri Ngenger
- Wahyu Cakraningrat.
- Serat Pedalangan Ringgit Purwa
- Printjening gambar wayang
- Sadjarah Pandawa Korawa
- Tokoh Wayang
- Pedoman Penulisan Aksara Jawa
- MENGENAL AKSARA DAN BAHASA SANSEKERTA
- TATA TULIS AKSARA JAWA
- Pranatacara
- FONT JAWA DAN CARA PENGETIKAN
- KAWRUH PADUWUNGAN.
- Dasa Pandawa
- Flash Aksara Jawa
- Kesenian Tradisional
- Gambar Wayang lan Gunungan
- Cerita Singkat wayang
- Ensiklopedi wayang purwa
- KAGUNAN BASA
- BAHASA JAWA UNTUK PEMULA
- BAB PEWAYANGAN
- Ardjoenasasra Kartapradja
- Atur pambagya pasrah lamaran
- Atur badhe pambagyaharja
- Atur pambuka
- Arjunawiwha
@ 27 Maret 2010
- Sekar Dhandhang gula Tinggalanipun para leluhur Yasa dalem kanjeng sunan Kalijaga
- Undha Usiking Basa-Jawa
- Pidato Basa Jawa
- Falsafah Aksara Jawa
- Ejaan Basa Jawa Mawa Aksara Latin
- Bunyi Akasara Jawa
- Daftar Nama saking Basa Jawa (Basa Jawa)
- ArJuna Wiwaha (Basa Jawa)
- Artikel Penanggalan
- Babad Tanah Djawi
- Fon Jawa (Hanacaraka)
- Gambar wayang lan gamelan
- Gamelan
- Kitab Negara Kertagama
- Kitab Pararaton
- Lampahan Manik Maya
- Paramasastra
- Piwulang Kautaman
- Sari Basa Jawa
- Tembang Campursari
- Tembang Macapat
Kamis, 11 Desember 2008
Mitos berembun
Dari beberapa hal tersebut, kadang saya berpikir bahwa sebenarnya nenek moyang kita itu begitu arif dalam menyikapi alam dan gejala di sekitar kita. Akan tetapi dengan tingkat pengetahuan dan teknologi yang terbatas sering hal-hal diluar batas nalar harus dijelaskan kepada anak cucunya dalam bahasa legenda dan mitos. Hal ini tampak pada legenda lindhu/gempa (nagagini), gerhana bulan (bthara kala).
Alkisah, jika terjadi gempa bumi, dan si anak kecil bertanya tentang apa yang sedang terjadi. Alih-alih menjelaskan bahwa terjadi pergeseran tanah akibat lempeng bumi yang bergerak, si orang tua dengan enteng berkata, bahwa ular besar Bthari NagaGini, isteri Bima sedang lewat.
Lucunya, jika episentrum gempa ada di sisi selatan, dan getaran bergerak ke utara, maka dikatakan bahwa si ular besar sedang bergerak ke arah utara. Meski hal ini dirasa konyol, saya dulu ya manut dan turut mengamini keterangan orang tua saya. Lantas mengkhayalkannya, seandainya saya bisa masuk tanah dan naik di badan Naga Gini, saya akan sampai di laut utara. Hgggghhh!!
Adapula mitos yang dipakai oleh para orang tua sebagai cara untuk menerjemahkan larangan / peringatan terhadap hal yang layak atau tidak layak dilakukan. Mitos juga digunakan untuk memberikan sugesti agar anak dapat menghadapi tantangan / rintangan dengan tabah dan sabar.
Dalam ingatan benak saya, beberapa hal berikut adalah contohnya:
- jangan berdiri di muka pintu yang terbuka, mitosnya ntar dijauhkan jodohnya
ini sebenarnya dimaksudkan agar kita tidak berdiri di muka pintu, secara pintu adalah jalan bagi semua orang untuk keluar masuk, sehingga keberadaan kita bisa menghalangi orang lalu lalang.
- jangan berdiri di belakang pintu yang tertutup, mitosnya ntar dimakan buto ijo
jelas saja ini dimaksudkan, agar si anak terhindar dari kejedug pintu akibat pintu dibuka orang tiba-tiba dari ruang sebelah.
- perempuan kalau nyapu harus bersih, mitosnya kalau tidak bersih ntar suaminya brewok.
Jelas saja harus bersih, daripada ngulang nyapu lagi. Tetapi jika terlalu bersih, apakah kelak dapat suami botak?? kalau ini tanya pamantyo deh, apakah dulu isterinya nyapu ndak bersih?! :-)
- lempar gigi yang tanggal (gigi bawah) ke atas genting, atau ke tanah berpasir (gigi atas) mitosnya biar cepet tumbuh
mitos ini dimaksudkan agar si anak tidak kuatir dengan tanggalnya gigi mereka. Biar mereka juga punya optimisme serta tidak larut dalam rasa malu akibat gigi ompong.
- masukkan batu ke kantong, mitosnya untuk menahan rasa kebelet pup!
ini sebagai sugesti terutama kepada orang yang lagi mengidap diare. Padahal gak ngefek apa-apa. Tetapi dalam beberapa kasus, terbukti manjur juga. Biasanya para perempuan yang sering mengalami hal ini.
- anak kecil ndak boleh makan ‘brutu’, mitosnya ntar cepet lupa atau anak kecil harusnya makan kepala dan cakar ayam saja, mitosnya biar kelak bisa jadi boss dan pinter cari duit.
Wah kalau ini akal-akalan para orang dewasa agar mereka bebas makan daging, sementara si anak cukup diberi tulang dan sedikit daging. Dasar orang dewasa gak tahu diri.
- curilah setangkai bunga kranthil pada rangkaian bunga di keris pengantin laki-laki (bagi jombloer cowok) atau di gelungan pengantin perempuan (jombloer cewek), mitosnya supaya cepet dapat jodoh.
sugesti kepada para jomblo agar cepat-cepat kawin (lagi). Sebenarnya gak ngefe-ngefek amat. Yang penting niat dan keberanian.
- mintalah bedak (talk) sisa pakai dari yang dioleskan ke jabang bayi, dan oleskan ke perut wanita yang belum diberi keturunan, mitosnya agar cepat mendapat keturunan.
Walah… sugesti saja biar gak terlalu cemas dan masih memiliki harapan untuk memiliki anak.
- Bahwa gerhana bulan disebabkan dimakan Bethara Kala. Pukul Lesung. Nanti bualnnya akan dimuntahkan kembali.
Ini untuk menjawab ketidaktahuan ilmu nenek moyang akan konsep umbra dan penumbra dalam proses gerhana.
Tetapi ada juga legenda dan mitos yang diyakini begitu kuat oleh masyarakat Jawa seperti pada cerita legenda Nyi Roro Kidul, Roro Jonggrang dan sebagainya, yang kadang ada sangkut-paut dan bukti-bukti sahih. Sehingga kadang untuk tidak mempercayainya juga sebuah perujuangan.
- kalau biasa mabuk perjalanan, taruh plester ke puser
Hal ini dipercaya bisa menghalangi angin yang masuk ke perut lewat puser. Memangnya bisa angin masuk?
- kalau hamil taruh benda tajam seperti kancing di baju
Ini mitos dilakukan karena pada beberapa kasus ada janin yang hilang dalam kandungan setelah diusap oleh sesorang tak dikenal (biasanya ibu-ibu tua) untuk menyempurnakan ilmu tenung dan agar awet muda. Ilmu itu katanya memang ada dan sekarang sudah hampir punah. Who knows? Ada gak yang bisa menelaskan hilangnya janin dari rahim ini?
Dari beberapa mitos dan legenda tersebut ada juga mitos yang konyol berikut:
- Lelaki jawa sebaiknya jangan menikah dengan perempuan sunda, nanti salah satu akan mati
- Jangan terlalu sering makan di restoran china, nanti tua kaya babi.
alasannya (versi saya):
- kalau lelaki jawa menikah dengan perempuan sunda berat di ongkos, karena jauh BBM naik.
- makan jangan ke restoran. karena mahal.
Halah… mitos.. oh mitos…. Mau dipercaya kok sudah bukan jamannya lagi, tetapi kalau tidak percaya begitu saja kok ya kadang cocok dengan gejala alamiah. Bingung dah… Life must go on aja deh..
Anda punya mitos lain yang lebih konyol ??? atau mitos yang sering cocok dengan kejadian nyata?
http://tetes-embun.org/?p=144
Mitos Pulau Jawa
Walaupun fokus topik saya adalah kepercayaan manusia terhadap gunung, penelitian ini tidak hanya tentang legenda atau upacara tradisional tetapi juga mengarahkan saya kepada bidang-bidang yang lain. Bidang-bidang tersebut termasuk kosmologi dan pemandangan dunia masyarakat Jawa, agama Islam, agama Hindu-Budha, kepercayaan animisme serta kepercayan masyarakat Jawa terhadap dunia akhirat. Dalam bab II laporan ini saya berbicara tentang agama di Jawa saat ini dan latar belakang mengenai kepercayaan manusia dan gunung-gunung. Walaupun kebanyak orang di Jawa beragama Islam, agama Islam yang dilakukan di Jawa berada perbedaan dari agama Islam ortodoks yang dilakukan di daerah Timur Tengah. Agama Islam yang dilakukan di Jawa juga punya unsur-unsur yang lain, yaitu kepercayaan animisme dari zaman prasejarah serta agama Hindu-Budha dari zaman kerajaan Hindu-Budha. Mengenai pemeriksaan saya ke dalam kepercayaan masyarakat terhadap gunung, itu perlu untuk saya berbicara tentang dua unsur terakhir yaitu kepercayaan animisme dan agama Hindu-Budha. Agama Hindu-Budha menguasai pulau Jawa selama delapan abad, abad 8 sampai abad 16. Orang beragama Hindu percaya dalam Gunung Meru sebagai rumahnya para dewa-dewa serta gunungnya melambangkan hubungan diantara dunia manusia (bumi) dan Kayangan atau dunia para dewa-dewa. Kepercayaan tersebut memang pengaruhi kepercayaan masyarakat Jawa mengenai gunung. Orang Jawa percaya gunung adalah tempat sakral dan biasanya didiami oleh mahluk halus, roh-roh leluhur atau dewa. Selain unsur agama Hindu-Budha, manusia Jawa juga punya kepercayaan bahwa tempat-tempat atau obyek punya semangat diri sendiri. Kepercayaan manusia seperti di atas adalah kepercayaan animisme dan termasuk kepercayaan tentang mahluk halus, roh-roh leluhur atau hantu-hantu yang mendiami macam-macam tempat. Kedua unsur di atas dicampurkan dengan agama Islam dan masih ada sampai saat ini.
Salah satu masalah dengan penelitian lapangan saya semester ini adalah bahwa setiap daerah di Jawa berada kepercayaan manusia diri sendiri terhadap gunung di daerahnya. Oleh karena itu saya memfokuskan penelitian saya di dalam dua daerah. Daerah penelitian yang pertama adalah daerah Tengger yang termasuk Gunung Mahameru serta Gunung Bromo. Saya tinggal di daerah Tengger tersebut selama tiga minggu pada bulan Maret tahun 2000. Sementara di daerah itu saya melakukan wawancara dengan orang dukun dan berbicara dengan penduduk daerah Tengger serta orang non-Tengger yang datang ke daerahnya. Selain wawancara dan pembicaraan dengan penduduk daerah Tengger saya juga membaca banyak buku latar belakang yang saya pakai untuk menyiapkan laporan saya.
Pada zaman kerajaan Hindu-Budha daerah Tengger dipakai sebagai tempat semedi dan untuk menghormati dewa Brama, yaitu dewa api serta dewa arah selatan dalam kosmologi Hindu. Orang Tengger beragama Hindu dan Gunung Bormo adalah gunung paling penting untuk orangnya, juga gunungnya mendapat namanya dari dewa Brama. Mengenai kepercayaan manusia Tengger terhadap gunung dulu saya menemukan cerita dari para dukun tentang Legenda Kasada serta Upacara Kasada. Legenda Kasada itu adalah cerita mengenai asal usul cikal bakal manusia Tengger dan hubungan mereka dengan mahluk halus Gunung Bromo. Dalam legenda itu satu nenek moyang Tengger bernama ‘Dewa Kusuma’ mengkorbankan jiwanya untuk kemakmuran anak cucunya. Akibatnya dari legendanya adalah perjanjian diantara manusia Tengger dan Dewa Kusuma untuk memberi sesajian setiap satu tahun sekali di Gunung Bromo. Perjanjian itu berbentuk Upacara Kasada yang dilakukan setaip pada tanggal 14 bulan Kasada dalam ketanggalan Tengger.
Selain legenda Kasada dan upacaranya saya juga menemukan kosmologi manusia Tengger yang menanggap Gunung Bromo sebagai tengah alam semesta serta perlabuhan kosmologinya. Selamatan orang Tengger selalu dilakuakan berhadap Gunung Bromo atau ke arah selatan. Ada teori bahwa perbedaan itu muncul dari kosmologi manusia Tengger pada zaman dulu yang percaya dari desanya selau berada Gunung Bromo ke selatan menurut kosmologi Hindu. Perbedaan muncul dari waktu orang Tengger mulai memakai sistim mata angin yang sama dengan orang Jawa yang lain. Selain itu di dalam desa-desa Tengger yang terpisah ada kepercayaan manusia tentang dunia akhirat yang termasuk Gunung Mahameru dan Gunung Bromo. Gunung di daerah Tengger tidak hanya penting untuk orang Tengger, juga untuk orang non-Tengger punya kepercayan tersendiri. Ada penduduk daerah lebih rendah yang menghormati mahluk halus yang menjaga sumber mata airnya serta orang daerah lainnya yang mau mendengar suara tuhan.
Setelah saya selesai meneliti daerah Tengger saya pindah sampai daerah penelitian kedua saya, yaitu daerah Gunung Merapi. Saya meneliti di dalam daerahnya selama empat minggu pada bulan April tahun 2000. Daerah Gunung Merapi dipilih sebagai daerah perbandingan terhadap Daerah Tengger, karena dua daerah beragama dan bersejarah yang berbeda. Daerah Tengger di atas orang beragama Hindu-Budha serta di Daerah Gunung Merapi orang beragama Islam dan bersejarah Kerajaan Mataram. Gunung Merapi adalah salah satu gunung berapi paling aktif di kepulauan Indonesia. Oleh karena itu menurut penduduk daerahnya, Gunung Merapi adalah pemberi dan pengambil yaitu memberi pupuk dari letusan gunungnya yang penting untuk kehidupan manusia dan juga letusan yang sama sudah mematikan ribuan jiwa sepanjang sejarah letusannya.
Kepercayaan serta kosmologi manusia Gunung Merapi didasarkan dalam Legenda Kyai Sapujagad. Cerita legenda itu terjadi pada waktu Kerajaan Mataram kedua muncul dan mengambarkan hubungan pendiri kerajannya yaitu ‘Panembahan Senopati’ dengan dunia gaib. Kosmologi manusia Daerah Gunung Merapi terdiri dari lima bagian yaitu Kraton Mataram Yogyakarta di tengah yang berada di dunia manusia dan Kraton Mahluk Halus Gunung Merapi ke utara, Kraton Laut Selatan ke selatan, Gunung Lawu ke timur dan Khayangan, Dlephi ke barat yang berada dalam dunia gaib. Akibatnya dari Legenda Kyai Sapujagad adalah perjanjian bahwa Kraton Mataram Yogyakarta bertanggungjawab untuk memberi sesajian kepada para mahluk halus di empat tempat yang lain dalam kosmologi manusia. Dalam kembalinya rakyatnya akan dilindungi oleh para mahluk halus tersebut. Perjanjian itu berbentuk Upacara Labuhan yang dilakukan setiap tahun sekali dan mulai pada tanggal 25 bulan Bakdamulud di Laut Selatan.
Kraton Mahluk Halus Merapi di dalam kosmologi Kraton Yogyakarta dipercayai oleh penduduk dipimpin oleh mahluk halus bernama ‘Empu Rama’ dan ‘Permadi’ dan menurut orang yang lain oleh ‘Kyai Merlapa. Selain pemimpin di dalam kratonnya penduduk juga percaya dalam macam-macam tokoh lain yang mendiami kraton itu. Kepercayaan manusia tentang Kraton Mahluk Halus Merapi tidak hanya dipercayai oleh Kraton Yogyakarta tetapi juga memperluas sampai rakyat desa-desa di lereng gunungnya. Rakyat tersebut punya kepercayaan tentang dunia akhirat. Menurut mereka waktu manusia meninggal rohnya akan mendiami tempat-tempat yang tergantung pada perlakuan hidupnya. Kalau orang waktu manusia melakukan hidupnya yang baik, rohnya akan tinggal di dalam Kraton Mahluk Halus Merapi atau Kraton laut Selatan. Sebaliknya kalau orang waktu manusia melakukan hidupnya yang tidak baik, rohnya akan dibuang dari kratonnya dan mendiami batu, pohon, tempat sepi dan sebagainya. Selain kepercayaan dunia akhirat itu manusia Gunung Merapi juga punya kepercayaan mengenai tempat-tempat angker serta binatang-binatang sakral di daerahnya.
Menurut kepercayaan penduduk daerah Gunung Merapi kalau gunungnya akan meletus mahluk halus Kraton Merapi akan memberikan tanda kepada manusia. Biasanya tanda itu dalam bentuk mimpi yang termia oleh para dukun atau ‘juru kunci’ Gunung Merapi. Saat ini ada ramalan bahwa Gunung Merapi sedang menjadi aktif lagi, menurut para paranormal dan para dukun. Ramalan itu didasarkan dalam rasionil bahwa manusia akan kena kemarahan para mahluk halus karena keadaan politik dan manusia di Indonesia pada saat ini. Walaupun menurut Direktorat Vulkanologi di Yogyakarta Gunung Merapi masih sedang tidur selama dua tahun sekarang. Kalau Gunung Merapi akan meletus tahun 2000 ini atau tidak, kami harus tunggu saja.
Dari dua daerah yang saya melakukan penelitian lapangan semester ini saya menemukan beberapa persamaan dan hanya sedikit saja perbedaan. Walaupun kepercayaan manusia di dalam kedua daerah penelitian memang adalah kepercayaan berbeda, kepercayaannya didasarkan dalam asal usul yang sama. Dalam pemeriksaan saya ke dalam asal usulnya saya menemukan tiga unsur yang bersama. Semua legenda dan upacara didasarkan dan disah dalam sejarah, yaitu Daerah Tengger bersejarah kerajaan Majapahit dan Daerah Gunung Merapi bersejarah kerajaan Mataram kedua. Lagi pulau kebanyakan kepercayaan manusia terhapap gunung berunsur agama Hindu-Budha dari zaman kerajaan Hindu-Budha atau kepercayaan animisme dari zaman prasejarah. Kalau orang Jawa beragama Islam, Kristen atau agama yang lain biasanya mereka juga punya kepercayan yang berasal Jawa. Dalam kepercayaan manusia berasal Jawa tersebut gunung-gunung memang berperan yang sangat penting
Rakyat Jawa tidak dapat memisahkan diri dari tanah dan lingkungannya. Pulau Jawa adalah pulau yang paling padat penduduknya di dunia dan semua penduduk tersebut tinggal di suatu daerah yang berada banyak gunung-gunung berapi yang aktif. Kekuatan pada gunung-gunung berapi tersebut sering dialami oleh manusia Jawa, kekuatannya berbentuk letusan keras yang dapat menghancurkan desa-desa dan kebun-kebun rakyat maupun mengorbankan ribuan jiwa manusia. Selanjutnya bencana letusan tersebut juga dapat menimbulkan bencana yang hebat dengan laut yang mengalami gelombang besar yang mengakibatkan banjir dan menghancurkan desa-desa di daerah pantai. Sebaliknya dari letusan itu dapat pula menjadi sumber pupuk bagi kehidupan rakyat Jawa. Maka dari itu kekuatan gunung berapi sangat mempengaruhi untuk semua aspek kehidupan di Palau Jawa, dari pupuknya tersebut dapat dimanfaatkan oleh para petani dan dapat menikmati pemandangannya untuk seluruh dunia.
Pulau Jawa memiliki luas tanah 132.000 km² dan mempunyai jumlah penduduk lebih dari 115 juta orang. Maka pulau Jawa adalah pulau yang paling padat penduduknya di dunia dengan kepadatan penduduknya rata-rata 850 orang setiap km². Di daerah Jawa ada empat kota yang berpenduduk lebih dari satu juta orang dan memiliki tanah yang kaya akan pupuk di Jawa Tengah yang kepadatan penduduknya mencapai 2000 orang setiap km². Gunung Berapi di Jawa berbentuk garis yang sepanjang pulaunya mengarah pada barat-timur dan ini adalah daerah yang paling aktif di daerah Pasifik ‘Ring of Fire’. Dapat di lihat pada gambar 1.1 di bawah ini untuk letak pokok Gunung Berapi di Jawa. Beberapa Gunung Berapi di bawah ini, yang letaknya dekat dengan pulau Jawa dan masih aktif sekali,yaitu Gunung Krakatau di Selat Sunda ke Barat dari Jawa, Gunung Merapi di Jawa Tengah, Gunung Kelud, Gunung Bromo, Gunung Semeru yang ada di Jawa Timur, dan sebagainya. Selain itu daerah tersebut memiliki kepadatan penduduk yang sangat tinggi dan juga ada banyak gunung berapi yang masih aktif dan dapat mengakibatkan bencana bagi manusia.
Di kepulauan Indonesia ada 129 gunung berapi yang aktif dan ada 79 gunung yang meletus sejak abad 16. Pada tahun 1883, Gunung Krakatau menjadi aktif lagi setelah waktu yang lama tidak aktif. Setelah dua bulan keaktifannya yaitu pada tanggal 26 Agustus tahun itu, Gunung Krakatau meletus dan bunyi letusannya yang keras dapat didengar dari negara Birma sampai Australia. Awan panas yang dimuntahkannya mencapai ketinggian hingga 26 km dan ada gelombang besar dengan ketinggian 10 meter di atas permukaan pantai Jawa Barat dan Samudra Timur hingga menghancurkan desa-desa di daerah tersebut. Pada kejadian itu mengakibatkan korban jiwa kurang lebih 35000 jiwa. Ini adalah bencana terburuk bagi masyarakat Jawa dalam sepanjang sejarahnya. Pada tahun 1930 Gunung Merapi di Jawa Tengah meletus hingga mengakibatkan korban jiwa tewas sebanyak 1369 jiwa. Pada tahun 1919 Gunung Kelud meletus mengakibatkan 5000 korban jiwa tewas. Letusan keras lain pada abad 16 yaitu Gunung Tembara pad tahun 1815, Gunung Agung pada tahun 1963 dan Gunung Galunggung pada tahun 1982. Gunung berapi sangat berperan bagi kehidupan masyarakat Jawa sebagai pemberi kehidupan dengan adanya kesuburan tanah yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk maupun pemanfaatan hasil dari letusan tersebut.
Pada saat di dua daerah penelitian yaitu daerah Gunung Merapi dan daerah Tengger untuk mendapat informasi saya melakukan wawancara semi-formal dan mengadakan pembicaraan secara tidak formal. Dalam penelitian ini, saya harus mencari informasi yang ingin saya dapatkan, yaitu tentang legenda, cerita rakyat, upacara tradisional dan kepercayaan manusia lainnya yang berhubungan dengan gunung. Dalam hal ini saya memilih metode yang paling efektif untuk mendapatkan informasi yaitu dengan mengadakan wawancara semi-formal dan pembicaraan umum. Saya tidak memakai metode pengumpulan data kuesioner, karena jenisnya informasi dan responden-responden yaitu orang petani dan orang spiritualis. Saya menganggap kuisioner sebagai metode yang kurang efektif. Pendekatan saya pada topik wawancara ini adalah dengan cara mewawancarai lebih dulu beberapa orang yang ahli atau yang lebih mengerti pada topik ini kemudian menanyakan tentang topik penelitian saya. Mengenai waktu yang saya ambil untuk mewawancarai, saya harus menanyakan kepada orang yang saya wawancarai untuk memberikan waktu luangnya.
Untuk daerah penelitian Gunung Merapi terlebih dahulu saya mewawancarai Pak Saptoto yaitu seorang seniman Yogyakarta. Untuk legenda Gunung Merapi yang mengisahkan tentang Kraton Mataram di Yogyakarta, saya dapat mewawancarai wakil dari Kraton Yogyakarta yaitu Ibu Agustina, dimana Beliau yang mengetahui tentang legenda Gunung Merapi dan hubungannya dengan Kraton Yogyakarta, kemudian menyarankan kepada saya untuk mewawancarai juga ‘juru kunci’ Gunung Merapi yaitu Bapak Marijan yang mana beliau juga dipercaya oleh Kraton Yogyakarta untuk menjaga kebersihan Gunung Merapi. Selain wawancara secara formal dengan ‘juru kunci’, saya juga berbicara secara tidak formal dengan warga di daerah itu, masyarakat Yogyakarta dan juga dari Direktorat Vulkanologi yaitu dengan Dr.A. Ratdomopurbo. Di daerah ini saya mengalami tiga permasalahan pada wawancara saya. Masalah pertama yaitu seringkali pada legenda atau cerita rakyat ada banyak versi yang berbeda, maka dari itu saya mengalami sedikit kesulitan untuk menemukan versi yang lengkap dan sama. Masalah yang kedua adalah seringkalinya orang-orang memakai nama-nama yang berbeda pada tokoh cerita tersebut. Dan masalah yang ketiga adalah kesulitan pada bahasa yang dipakai oleh orang yang saya wawancarai, terutama di daerah Yogyakarta yang dekat dengan Kraton selalu memakai bahasa Jawa ‘Kromo Inggil’ yang sedikit sulit untuk saya terjemahkan.
Pada daerah penelitian di Tengger lebih dulu saya menemui Bapak Tris yaitu penduduk desa Ranupani yang juga dosen IKIP Malang. Selain itu Bapak Tris juga menyarankan saya untuk mewawancarai Bapak Soedja`i dimana Beliau adalah lurah dukun atau dukun yang tertinggi ilmunya di daerah tersebut. Lurah dukun untuk daerah Tengger berbeda sekali dengan dukun umum yang kebanyakan di Jawa, dukun daerah Tengger hanya berperan untuk menjaga kebudayaan Tengger dan melakukan upacara tradisional. Saya mewawancari dukun di desa Ranu Pani secara semi-formal dan mewawancarai tidak formal dengan orang-orang petani juga orang yang naik gunung Semeru. Beberapa masalah yang saya alami pada wawancara di daerah Tengger adalah kebanyakan penduduk di daerah Tengger saat ini bukan asli penduduk Tengger, jadi tidak banyak orang yang tahu tentang kepercayaan masyarakat mengenai gunung di daerah tersebut.
Masyarakat Jawa hidup bersama alam yang memiliki gunung berapi paling aktif di dunia. Sepanjang sejarah masyarakat Jawa, mereka sering mengalami bencana seperti letusan gunung berapi, gempa, banjir dan gelombang air pasang. Menurut kosmologi Jawa bencana seperti di atas berhubungan dengan tindakan manusia, masyarakat Jawa tidak memisahkan diri dengan dunia manusia, alam dan gaib tetapi semua adalah satu. Maka kalau ada kejadian dalam dunia manusia, kejadian itu punya refleksi dalam dunia gaib (Magnis-Suseno, 1997, p.91). Gunung-gunung dalam kosmologi manusia Jawa berperan sangat penting. Untuk masyarakat Jawa gunung adalah penderma dan pengambil. Letusan gunung berapi bermanfaat sebagai pupuk untuk kesuburan tanah, yang juga untuk mata pencaharian rakyat tetapi akibat dari letusannya bisa menghancurkan desa-desa dan mengkorbankan ribuan jiwa. Menurut kosmologi masyarakat Jawa gunung-gunung sebagai perlabuhan dan rumah untuk mahluk halus. Dalam masyarakat Jawa gunung sebagai lambang untuk bisa ditemukan dalam banyak bentukan, misalnya dalam pertunjukan Wayang Kulit pada permulaan dan akhirnya ada Gunungan. Gunungan itu dalam ceritanya bisa berlambang gunung, rumahnya para dewa-dewa, hutan atau masalah besar untuk perannya (Sunardjo, 1997, p.4).
Salah satu masalah pada penilitian saya semester ini, tentang ‘kepercayan manusia terhadap gunung berapi di Jawa’ adalah orang di setiap daerah masyarakat punya kepercayaan sendiri dan berbeda terhadap gunung setempat. Maka setiap daerah punya legenda, kosmologi, tempat-tempat angker dan kepercayaan terhadap gunung yang berbeda. Oleh karena itu saya hanya memfokuskan penelitian saya di dalam dua daerah bertuju mencari persamaan, perbedaan dan asalnya kepercayaan manusia di daerahnya. Saya memilih satu daerah orang beragama Hindu yaitu daerah Tengger dan satu daerah yang masyarakatnya beragama Islam yaitu daerah Gunung Merapi. Pemeriksaan ke dalam kepercayaan manusia di Jawa tidak lengkap tanpa memikirkan tentang agama di Jawa. Bab ini bertuju untuk memberi pendahuluan yang singkat dan tidak lengkap ke dalam bidang agama dan kepercayaan umum mengenai gunung di Jawa.
2.1 Agama di Jawa:
Dalam sejarah pulau Jawa ada tiga zaman pokok mengenai agama yaitu zaman prasejarah sampai abad 8, dimana zaman itu rakyat Jawa tinggal di dalam masyarakat kecil dan kepercayaan animisme. Kepercayan animisme termasuk kepercayan manusia mengenai mahluk halus dan roh leluhur yang mendiami bermacam-macam tempat. Zaman kedua adalah zaman kerajaan Hindu-Budha. Pertama dengan kerajaan Mataram dari abad 8 sampai abad 10 yang terletak di Jawa Tengah, kerajaan Majapahit dari abad 13 sampai abad 16 yang terletak di Jawa Timur. Pada zaman itu kedua kerajaan tersebut masyarakatnya beragama Hindu serta agama Budha. Zaman yang ketiga adalah zaman Islam setelah abad 16 waktu kerajaan Majapahit turun. Kerajaan Islam yang dibentuk masih menyimpan banyak tradisi dari kerajaan Hindu-Budha tetapi memakai agama Islam. Karena tiga zaman agama tersebut, agama di Jawa saat ini berlapiskan tiga, yaitu kepercayaan animisme, agama Hindu-Budha dan agama Islam.
Kebanyakan orang Jawa sekarang beragama Islam dan minoritas beragama lain. Walaupun mayoritas orang beragama Islam, agama Islam yang dilakukan di Jawa punya perbedaan dari agama Islam yang dilakukan di daerah Timur Tengah. Agama Islam di Jawa dicampurkan dengan kepercayaan manusia lain yang asli Jawa, yaitu kepercayaan animisme dan kepercayaan dari kerajaan Hindu-Budha. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Cliford Geertz, masyarakat Islam Jawa bisa dipisahkan ke dalam tiga kelompok, yaitu Santri, Priyayi dan Abangan. Orang Santri digambarkan sebagai orang yang melakukan agama Isalm secara ortodoks dan adalah orang rajin dengan ritual-ritual agamanya.Orang Priyayi digambarkan sebagai orang yang masih punya kepercayaan dari kerajaan Hindu-Budha dan kepercayaan ini dicampurkan sama agama Islam. Orang Abangan digambarkan sebagai orang walaupun masih orang beragama Islam, agamanya dicampurkan sama kepercayaan animisme. Sejak Clifford Geertz menerbitkan buku ‘The Religion of Java’ dia menerima banyak kecaman dari ahli anthropologi yang lain, kalau teori Geertz benar atau tidak bahwa dari pengalaman saya kebanyakan orang di Jawa kalau beragama Islam, Kristen atau yang lain, mereka masih punya kepercayaan asli Jawa. Istilah ‘kejawen’ menyerahkan kepada orang Islam-Jawa yang masih ikut adat asli Jawa yang tidak ada dalam agama Islam secara ortodoks (Hefner, 1989, p.4). Kebanyakan kepercayaan masyarakat Jawa terhadap gunung asli dari kepercayaan animisme dan agama Hindu-Budha.
2.2 Kepercayaan Animisme Asli Jawa:
Asalnya kepercayaan animisme adalah dari zaman prasejarah dan bagian kepercayan ini masih hidup sampai sekarang. Penganut animisme adalah orang yang percaya bahwa tempat-tempat atau obyek punya kepercayaan sendiri, misalnya orang yang percaya dengan mahluk halus, roh leluhur dan hantu yang mendiami macam-macam tempat. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Lucas Triyoga di daerah Gunung Merapi, dia menggolongkan mahluk halus ke dalam tiga jenis, yaitu Roh Leluhur, Dhanhyang dan Lelembut. Peggolongan tersebut adalah seperti yang berikut;
1. Roh Leluhur: Roh Leluhur adalah roh semua orang yang sudah meninggal dunia. Orang percaya bahwa waktu manusia meninggal dunia, jiwanya akan melayang-layang di atas rumahnya selama empat puluh hari. Setelah itu jiwanya akan mendiami sesuatu tempat menurut kepercayaan orangnya. Biasanya orang percaya bahwa roh leluhur bersifat baik dan akan menjaga anak cucunya.
2. Dhanhyang: Dhanhyang adalah mahluk halus yang tertinggi dan biasanya mendiami tempat seperti gunung, sumber mata air, sungai, desa, mata angin atau bukit. Mahluk halus ini bersifat baik dan suka menolong manusia.
3. Lelembut: Lelembut adalah jenisnya mahluk halus terendah. Fungsi mahluk halus ini adalah menggangu, merusak, membuat sakit dan mematikan manusia. Biasanya Lelembut mendiami tempat sepi, hutan, pohon dan batu. Ada banyak jenis Lelembut, yaitu Banaspati, Jin, Wewe, Gendruwoo, Peri, Jrangkong, Wedon, Buta, Thethekan dan Gundhul Pringis (Triyoga, 1991, pp.54-61).
2.3 Kepercayaan Agama Hindu-Budha:
Asalnya agama Hindu dan agama Budha adalah dari negara India dan agama tersebut datang ke pulau Jawa sebelum abad 8. Pada abad 8 kerajaan mataram pertama muncul sampai abad 10, kemudian pada abad 13 sampai abad 16 ada kerajaan Majapahit. Kedua kerajaan tersebut beragama Hindu-Budha. Agamanya adalah gabungan diantara agama Hindu, terutama terhadap dewa Siva, agama Budha dan dicampurkan dengan kepercayaan animisme. Rakyat kerajaan tersebut percaya bahwa rajanya adalah inkarnasi dewa Siva yang menurut kosmologi mereka rajanya berbentuk tengah alam semesta. Kosmologi agama Hindu termasuk lima dewa, empat dewanya menurut mata angin dan Siva sebagai tengah. Dari dewa Siva di tengah ada Iswara ke timur, Brama ke selatan, Mahadewa ke barat dan Visnu ke utara (Hefner, 1989, p.69) (melihat diagram 2.1). Selanjutnya karena dunia manusia berhubungan dengan dunia alam dan gaib, pada waktu kerajaan Hindu-Budha kalau ada bencana seperti letusan gunung berapi, banjir dan sebagainya, bencana itu akan mengkurangkan kekuatan rajanya (Magnis-Suseno, 1997, p.103).
http://dagadujogja.multiply.com/journal/item/4/mitos_pulau_jawa
Kejawen
Macam ilmu Islam Kejawen
Label: Supranatural Sebelum membahas Ilmu Gaib Aliran Islam Kejawen, kita akan memperjelas dulu pengertian Ilmu Gaib yang kita pakai sebagai istilah di sini. Ilmu Gaib adalah kemampuan melakukan sesuatu yang tidak wajar melebihi kemampuan manusia biasa, sering juga disebut sebagai Ilmu Metafisika, Ilmu Supranatural atau Ilmu Kebatinan karena menyangkut hal-hal yang tidak nampak oleh mata. Beberapa kalangan menganggap Ilmu Gaib sebagai hal yang sakral, keramat dan terlalu memuliakan orang yang memilikinya, bahkan menganggap wali atau orang suci.Perlu diterangkan, bahwa keajaiban atau karomah yang ada pada Wali (orang suci kekasih Tuhan) tidak sama dengan Ilmu Gaib yang sedang kita pelajari. Wali tidak pernah mengharap mempunyai keajaiban tersebut. Karomah itu datang atas kehendak Allah karena mereka adalah orang yang sangat saleh dan rendah hati. Sementara kita adalah orang yang meninta kepada Allah agar melimpahakan kekuasaan-Nya untuk keperluan kita.
Dalam hasanah perkembangan Ilmu Gaib di Indonesia, kita mengenal dua aliran utama yaitu Aliran Hikmah dan Aliran Kejawen. Aliran Hikmah berkembang di kalangan pesantren dengan ciri khas doa/mantra yang murni berbahasa Arab (kebanyakan bersumber dari Al-Quran). Sedangkan aliran Kejawen yang ada sekarang sebetulnya sudah tidak murni kejawen lagi, melainkan sudah bercampur dengan tradisi islam. Mantranya pun kebanyakan diawali dengan basmalah kemudian dilanjutkan dengan mantra jawa. Oleh kerena itu, saya menyebutnya Ilmu Gaib Aliran Islam Kejawen. Tradisi islam-kejawen inilah yang lebih banyak mewarnai keilmuan Silat Rohani.
Aliran Islam Kejawen
Ilmu Gaib Aliran Islam Kejawen bersumber dari alkulturasi (penggabungan) budaya jawa dan nilai-nilai agama islam. Ciri khas aliran ini adalah doa-doa yang diawali basmalah dan dilanjutkan kalimat bahasa jawa, kemudian diakhiri dengan dua kalimat sahadad. Aliran Islam Jawa tumbuh syubur di desa-desa yang kental dengan kegiatan keagamaan (pesantren yang masih tradisional).
Awal mula aliran ini adalah budaya masyarakat jawa sebelum islam datang yang memang menyukai kegiatan mistik dan melakukan ritual untuk mendapatkan kemampuan suparantural. Para pengembang ajaran islam di Pulau Jawa (Wali Songo) tidak menolak tradisi jawa tersebut, melainkan memanfaatkannya sebagi senjata dakwah.
Para Wali menyusun ilmu-ilmu Gaib dengan tatacara lelaku yang lebih islami, misalnya puasa, wirid mantra bahasa campuran arab-jawa yang intinya adalah do’a kepada Allah. Mungkin alasan mengapa tidak disusun mantra yang seluruhnya berbahasa Arab adalah agar orang jawa tidak merasa asing dengan ajaran-ajaran yang baru mereka kenal.
Di Indonesia, khususnya orang jawa, pasti mengenal Sunan Kali Jaga (Raden Said). Beliau inilah yang paling banyak mewarnai paham islam-kejawen yang dianut orang-orang jawa saat ini. Sunan Kali jaga menjadikan kesenian dan budaya sebagai kendaraan dakwahnya. Salah satu kendaran Sunan Kali Jaga dalam penyebaran ajarannya adalah melalu tembang / kidung. Kidung-kidung yang diciptakannya mengandung ajaran ketuhanan dan tasawuf yang sangat berharga. Ajaran islam yang luwes dan menerima berbagai perbedaan.
Bahkan Sunan Kali Jaga juga menciptakan satu kidung “Rumeksa Ing Wengi” yang menurut saya bisa disebut sebagai Ilmu Gaib atau Ilmu Supranatural, karena ternyata orang yang mengamalkan kidung ini memiliki berbagai kemampuan supranatural.
Konsep Aliran Islam Kejawen
Setiap perilaku manusia akan menimbulkan bekas pada jiwa maupun badan seseorang. Perilaku-perilaku tertentu yang khas akan menimbulkan bekas yang sangat dasyat sehingga seseorang bisa melakukan sesuatu yang melebihi kemampuan manusia biasa. Perilaku tertentu ini disebut dengan tirakat, ritual, atau olah rohani. Tirakat bisa diartikan sebagai syarat yang harus dipebuhi untuk mendapatkan suatu ilmu.
Penabungan Energi. Karena setiap perilaku akan menimbulkan bekas pada seseorang maka ada suatu konsep yang khas dari ilmu Gaib Aliran Islam Jawa yaitu Penabungan Energi. Jika bandan fisik anda memerlukan pengisian 3 kali sehari melalui makan agar anda tetap bisa beraktivitas dengan baik, begitu juga untuk memperoleh kekuatan supranatural, Anda perlu mengisi energi. Hanya saja dalam Ilmu Gaib pengisian ernergi cukup dilakukan satu kali untuk seumur hidup. Penabungan energi ini dapat dilakukan dengan cara bermacam-macam tergantung jenis ilmu yang ingin dikuasai. Cara-cara penabunganenergi lazim disebut Tirakat.
Tirakat. Aliran Islam Kejawen mengenal tirakat (syarat mendapatkan ilmu) yang kadang dianggap kontroversial oleh kalangan tertentu. Tirakat tersebut bisa berupa bacaan doa. wirid tertentu, mantra, pantangan, puasa atau penggabungan dari kelima unsur tersebut. Ada puasa yang disebut patigeni (tidak makan, minum, tidur dan tidak boleh kena cahaya), nglowong, ngebleng dan lain-lain. Biasanya beratnya tirakat sesuai dengan tingkat kesaktian suatu ilmu. Seseorang harus banyak melakukan kebajikan dan menjaga bersihnya hati ketika sedang melakukan tirakat.
Khodam. Setiap Ilmu Gaib memiliki khodam. Khodam adalah mahluk ghaib yang menjadi “roh” suatu ilmu. Khodam itu akan selalu mengikuti pemilik ilmu. Khodam disebut juga Qorin, ialah mahluk ghaib yang tidak berjenis kelamin artinya bukan pria dan bukan wanita, tapi juga bukan banci. Dia memang diciptakan semacam itu oleh Allah dan dia juga tidak berhasrat kepada manusia. Hal ini berbeda dengan Jin yang selain berhasrat kepada kaum jin sendiri kadang juga ada yang “suka” pada manusia.
Macam-macam Ilmu Aliran Islam Kejawen
Berikut adalah klasifikasi ilmu gaib bedasarkan fungsinya menurut Erlangga. Mungkin orang lain membuat klasifikasi yang berbeda dengan klasifikasi menurut Erlangga. Hal tersebut bukan masalah karena memang tidak ada rumusan baku tentang klasifikasi ilmu Gaib.
1. Ilmu Kanuragan atau Ilmu Kebal
Ilmu kanuragan adalah ilmu yang berfungsi untuk bela diri secara supranatural. Ilmu ini mencakup kemampuan bertahan (kebal) terhadap serangan dan kemampuan untuk menyerang dengan kekuatan yang luar biasa. Contohnya ilmu Asma’ Malaikat, Hizib Kekuatan Batin, Sahadad Pamungkas dll.
2. Ilmu Kawibaan dan Ilmu Pengasihan
Inilah ilmu supranatural yang fungsinya mempengaruhi kejiwaan dan perasaan orang lain. lmu Kewibaan dimanfaatkan untuk menambah daya kepemimpinan dan menguatkan kata-kata yang diucapkan. Orang yang menguasai Ilmu Kewibawaan dengan sempurna akan disegani masyarakat dan tidak satupun orang yang mampu melawan perintahnya apalagi berdebat. Bisa dikatakan bila Anda memiliki ilmu ini Anda akan mudah mempengaruhi dan membuat orang lain nurut perintah Anda tanpa berpikir panjang.
Sedangkan Ilmu Pengasihan atau ilmu pelet adalah ilmu yang berkaitan dengan maslah cinta, yakni membuat hati seseorang yang Anda tuju menjadi simpati dan sayang. Ilmu ini banyak dimanfaatkan pemuda untuk membuat pujaan hati jatuh cinta padanya. Ilmu ini juga dapat dimanfaatkan untuk membuat lawan yang berhati keras menjadi kawan yang mudah diajak berunding dan memulangkan orang yang minggat.
3. Ilmu Trawangan dan Ngrogosukmo
Jika Anda ingin tahu banyak hal dan bisa melihat kemana-mana tanpa keluar rumah, maka kuasailah ilmu trawangan. Ilmu trawangan berfungsi untuk menajamkan mata batin hingga dapat menangkap isyarat yang halus, melihat jarak jauh, tembus pandang dan lain-lain. Sedangkan Ilmu Ngrogosukmo adalah kelanjutan dari Ilmu Trawagan. Dalam ilmu trawangan hanya mata batin saja yang berkeliaran kemana-mana, sedangkan jika sudah menguasai ilmu ngrogosukmo seseorang bisa melepaskan roh untuk melakukan perjalanan kemanapun dia mau. Baik Ilmu Trawangan maupaun Ngrogosukmo adalah ilmu yang tergolong sulit dipelajari karena membutuhkan keteguhan dan kebersihan hati. Biasanya hanya dikuasi oleh orang yang sudah tua dan sudah tenang jiwanya.
4. Ilmu Khodam
Seseorang disebut menguasai ilmu khodam bila orang yang tersebut bisa berkomunikasi secara aktif dengan khodam yang dimiliki. Khodam adalah makhluk pendamping yang selalu mengikuti tuannya dan bersedia melakukan perintah-perintah tuannya. Khodam sesungguhnya berbeda dengan Jin / Setan, meskipun sama-sama berbadan ghaib. Khodam tidak bernafsu dan tidak berjenis kelamin.
5. Ilmu Permainan (Atraksi)
Ada ilmu supranatural yang hanya bisa digunakan untuk pertunjukan di panggung. Sepintas ilmu ini mirip dengan ilmu kanuragan karena bisa memperlihatkan kekebalan tubuh terhadap benda tajam, minyak panas dan air keras. Namun ilmu ini tidak bisa digunakan untuk bertaruang pada keadaan sesungguhnya. Contoh yang sering kita lihat adalah ilmunya para pemain Debus.
6. Ilmu Kesehatan
Masuk dalam kelompok ini adalah ilmu gurah (membersihkan saluran pernafasan), Ilmu-ilmu pengobatan, ilmu kuat seks, dan ilmu-ilmu supranatural lain yang berhubungan dengan fungsi bilologis tubuh manusia.
Tiga Cara Penurunan Ilmu Ghaib
Ada tiga hal yang menyebebkan seseorang memiliki kemampuan supranatural. Yaitu:
1.
Menjalankan Tirakat. Tirakat adalah bentuk olah rohani khas jawa yang tujuannya untuk memperoleh energi supranatural atau tercapainya suatu keinginan. Tirakat tersebut bisa berupa bacaan doa, mantra, pantangan, puasa atau gabungan dari kelima unsur tersebut. Inilah yang disebut belajar ilmu gaib sesungguhnya, karena berhasi atau tidaknya murid menjalankan tirakat hingga menguasai ilmu, tergantung sepenuhnya pada dirinya sendiri. Dalam hal ini guru hanya memberi bimbingan.
2.
Pengisian. Seseorang yang tidak mau susah payah juga bisa mempunyai kemampuan supranatural, yaitu dengan cara pengisian. Pengisian adalah pemindahan energi supranatural dari Guru kepada Murid. Dengan begitu murid langsung memiliki kemampuan sama seperti gurunya. Pengisian (transfer ilmu) hanya bisa dilakukan oleh Guru yang sudah mencapai tingkatan spiritual yang tinggi.
3.
Warisan Keturunan. Seseorang bisa mewarisi ilmu kakek-buyutnya yang tidak ia kenal atau ilmu orang yang tidak dikenal secara otomatis tanpa belajar dan tanpa sepengetahuannya. Maka ada yang menyebutnya “ilmu tiban” yang artinya datang tanpa disangka-sangka.
Mitos Tentang Efek Samping
Beberapa orang masih menyakini bahwa pemilik Ilmu Gaib akan mengalami kesulitan hidup dan mati, susah dapat rezeki, bisa sakit jiwa (gila), menderita saat akan mati dll. Saya membantah mentah-mentah argument tersebut. Bukankah masalah rizqi dan nasib adalah Allah SWT yang menentukan.
Memang ada banyak pemilik ilmu gaib adalah orang yang tak punya uang alias miskin, tapi saya yakin itu bukan disebabkan oleh ilmunya, melainkan karena dia malas bekerja dan bodoh. Kebanyakan orang yang memiliki ilmu gaib menjadi sombong dan malas bekerja, hanya mengharapkan orang datang meminta pertolongannya lalu menyelipkan beberapa lembar rupiah ketika bersalaman. Jadi bukan karena Ilmunya.
Sebetulnya baik buruk efek Ilmu Gaib tergantung pemiliknya. Bisa saja Allah menghukum dengan cara menyulitkan rezeki, menyiksa saat datangnya ajal atau hukuman lain karena orang tersebut sombong dan suka menindas orang lain dengan ilmunya, bukankah kita selalu dalam kekuasaan Allah.
http://aindra.blogspot.com/2007/11/macam-ilmu-islam-kejawen.html
Cerita Rakyat Jawa Tengah
Pada zaman dahulu, hiduplah sepasang suami istri petani. Mereka tinggal di sebuah desa di dekat hutan. Mereka hidup bahagia. Sayangnya mereka belum saja dikaruniai seorang anak pun.
Setiap hari mereka berdoa pada Yang Maha Kuasa. Mereka berdoa agar segera diberi seorang anak. Suatu hari seorang raksasa melewati tempat tinggal mereka. Raksasa itu mendengar doa suami istri itu. Raksasa itu kemudian memberi mereka biji mentimun.
"Tanamlah biji ini. Nanti kau akan mendapatkan seorang anak perempuan," kata Raksasa. "Terima kasih, Raksasa," kata suami istri itu. "Tapi ada syaratnya. Pada usia 17 tahun anak itu harus kalian serahkan padaku," sahut Raksasa. Suami istri itu sangat merindukan seorang anak. Karena itu tanpa berpikir panjang mereka setuju.
Suami istri petani itu kemudian menanam biji-biji mentimun itu. Setiap hari mereka merawat tanaman yang mulai tumbuh itu dengan sebaik mungkin. Berbulan-bulan kemudian tumbuhlah sebuah mentimun berwarna keemasan.
Buah mentimun itu semakin lama semakin besar dan berat. Ketika buah itu masak, mereka memetiknya. Dengan hati-hati mereka memotong buah itu. Betapa terkejutnya mereka, di dalam buah itu mereka menemukan bayi perempuan yang sangat cantik. Suami istri itu sangat bahagia. Mereka memberi nama bayi itu Timun Mas.
Tahun demi tahun berlalu. Timun Mas tumbuh menjadi gadis yang cantik. Kedua orang tuanya sangat bangga padanya. Tapi mereka menjadi sangat takut. Karena pada ulang tahun Timun Mas yang ke-17, sang raksasa datang kembali. Raksasa itu menangih janji untuk mengambil Timun Mas.
Petani itu mencoba tenang. "Tunggulah sebentar. Timun Mas sedang bermain. Istriku akan memanggilnya," katanya. Petani itu segera menemui anaknya. "Anakkku, ambillah ini," katanya sambil menyerahkan sebuah kantung kain. "Ini akan menolongmu melawan Raksasa. Sekarang larilah secepat mungkin," katanya. Maka Timun Mas pun segera melarikan diri.
Suami istri itu sedih atas kepergian Timun Mas. Tapi mereka tidak rela kalau anaknya menjadi santapan Raksasa. Raksasa menunggu cukup lama. Ia menjadi tak sabar. Ia tahu, telah dibohongi suami istri itu. Lalu ia pun menghancurkan pondok petani itu. Lalu ia mengejar Timun Mas ke hutan.
Raksasa segera berlari mengejar Timun Mas. Raksasa semakin dekat. Timun Mas segera mengambil segenggam garam dari kantung kainnya. Lalu garam itu ditaburkan ke arah Raksasa. Tiba-tiba sebuah laut yang luas pun terhampar. Raksasa terpaksa berenang dengan susah payah.
Timun Mas berlari lagi. Tapi kemudian Raksasa hampir berhasil menyusulnya. Timun Mas kembali mengambil benda ajaib dari kantungnya. Ia mengambil segenggam cabai. Cabai itu dilemparnya ke arah raksasa. Seketika pohon dengan ranting dan duri yang tajam memerangkap Raksasa. Raksasa berteriak kesakitan. Sementara Timun Mas berlari menyelamatkan diri.
Tapi Raksasa sungguh kuat. Ia lagi-lagi hampir menangkap Timun Mas. Maka Timun Mas pun mengeluarkan benda ajaib ketiga. Ia menebarkan biji-biji mentimun ajaib. Seketika tumbuhlah kebun mentimun yang sangat luas. Raksasa sangat letih dan kelaparan. Ia pun makan mentimun-mentimun yang segar itu dengan lahap. Karena terlalu banyak makan, Raksasa tertidur.
Timun Mas kembali melarikan diri. Ia berlari sekuat tenaga. Tapi lama kelamaan tenaganya habis. Lebih celaka lagi karena Raksasa terbangun dari tidurnya. Raksasa lagi-lagi hampir menangkapnya. Timun Mas sangat ketakutan. Ia pun melemparkan senjatanya yang terakhir, segenggam terasi udang. Lagi-lagi terjadi keajaiban. Sebuah danau lumpur yang luas terhampar. Raksasa terjerembab ke dalamnya. Tangannya hampir menggapai Timun Mas. Tapi danau lumpur itu menariknya ke dasar. Raksasa panik. Ia tak bisa bernapas, lalu tenggelam.
Timun Mas lega. Ia telah selamat. Timun Mas pun kembali ke rumah orang tuanya. Ayah dan Ibu Timun Mas senang sekali melihat Timun Mas selamat. Mereka menyambutnya. "Terima Kasih, Tuhan. Kau telah menyelamatkan anakku," kata mereka gembira.
Sejak saat itu Timun Mas dapat hidup tenang bersama orang tuanya. Mereka dapat hidup bahagia tanpa ketakutan lagi.
http://www.geocities.com/kesumawijaya/ceritarakyat/jateng1.html
Ekalaya kasil ngalahake Arjuna ing kaprigelan manah
Wisanggeni lair wujud geni lan menjila dadi satriya pinunjul
Brajadenta nyawiji kalawan ragane Gathotkaca
Dewaruci
durna memasang muslihat untuk melenyapkan bima
dengan menugasinya mencari tirta-prawita-adi
sebagai sarana pembuka pengetahuan sejati
yang bertempat di hutan tibrasara di gunung candramuka
setelah mengirim barisan-pendem untuk mencelakakan arya sena suyudana pulang ke permaisuri banowati dan putrinda leksmanawati
sementara sangkuni dan kurawa lengkap berangkat berkuda
pada saat yang sama di saptapratala,
batara anantaboga dan dewi suparti menerima sasmita dewata
bahwa bima menantu mereka akan menerima cobaan
sang dewi suparti segera silih warna sebagai naga
berangkat untuk membantu sang menantu
di perjalanan bersua para kurawa dan bertempur,
namun para kurawa segera menyimpang jalan
naga jelmaan segera melanjutkan langkah
dan bertapa di gua sigrangga
di sapta arga, resi abyasa sedang dihadap arjuna dan para punakawan melaporkan bahwa arya sena hendak dicelakakan danghyang durna abyasa menyuruhnya mencegah, namun bila berkeras, doakanlah agar semua langkahnya membawa hasil sepadan di tengah rimba dalam perjalanan pulang, arjuna cs bertemu sepasang macan, sang kesara dan sang kesari, macan ditewaskan badhar menjadi batara brahma dan dewi saraswati brahma memberi wangsit bahwa bima akan memperoleh nugraha brahma dan isteri kembali makahyangan yudistira bima nakula sadewa dan kresna di amarta kresna ikut menahan bima agar membatalkan niatnya namun bima berkeras bahwa mencari tirta adi di gunung candramuka adalah bukti baktinya pada bapa guru durna serta demi mengejar pemahaman inti pengetahuan sejati arjuna datang dan melaporkan semua yang diketahuinya sena tetap tidak bisa ditahan dan pamit berangkat |
di gunung candramuka sang sena bertindak membabibuta segala bukit batu dan pohon besar dibongkar berantakan namun apa yang dicari tetap tak bersua juga rukmuka dan rukmakala, sepasang raksasa di gunung candramuka murka melihat arya sena membongkar hutan semena-mena pertarungan tak terelakkan dan kedua raksasa musnah kembali ke wujud semula: hyang indra dan hyang bayu yang memberikan ajian jalasengara dan senjata ekal druwendra kemampuan memasuki air tanpa kesulitan (jalasengara) kedua batara memberi wisikan pula bahwa sebenarnya permintaan durna hanyalah tipu daya namun semua usaha yang dilakukan secara bersungguh-sungguh senantiasa akan berbuah sepadan sang bima segera kembali ke astina untuk menanyakan pada sang guru | ![]() |
sekembali di astina, durna memberitahu |
dengan benak hanya terisi satu tujuan menaati permintaan guru durna sang bima mencebur ke tengah samudera ombak menyaput sampai ke leher dan kepala termangu sejenak sang bima membayangkan ancaman maut namun teringat pada aji jalasengara pemberian dewata seekor naga raksasa, sang nemburnawa, datang menghadang pertarungan di air membuat seisi samudera bergolak namun akhirnya sang naga tewas oleh kuku pancanaka samudera kembali hening tenteram sunyi tak lama kemudian tampaklah seorang anak bajang di atas air melambai pada bima agar menghampir lalu mewejang dengan berbagai ilmu sejati penguak segala rahasia alam semesta usai mewejang musnahlah sang dewaruci dan sang sena sudah kembali berada di alam nyata kembali ke amarta | ![]() |
di tepi samodra menunggu arya sangkuni dan para kurawa harmiel m soekardjohttp://www.geocities.com/Athens/Delphi/7409/dwruci1.htm |
KANCAKU MUSUHKU
Dina wis mulai peteng, srengenge wis temutup gunung. Mung ana suara adzan keprungu saka kadohan. Langite rada mendhung, hawane atis aras-arasen kanggo adus. Nalika iku ana sawijininging bocah enom lagi turon ning ngarep teras. Sajakke sayahen amarga sedina mau ngurusi bocah-bocah mahasiswa anyar. Anto pancen kesel dadi panitia orientasi kampus. Asale pancen saka Bandung, nanging bahasa jawane lumayan lancar. Amarga wis cukup suwe kuliah ning Semarang. Sewengi mau wis ora turu, ora mikir apa-apa. Sing ana ning pikirane namung mie ayam karo teh anget.
“Tok, piye kok turu wae !” Takon kancane sing nembe teka.
“Alah…embuh! Aku kesel banget…” Anto mangsuli.
“Cewek mu…?” Tambahe.
“Ki kenalan dhisik karo adhik ponakanku saka Jakarta !”
“Sherly…!” Sahure satunggaling bocah wadon sing manis praupane kanthi swara sing renyah agawe ndredek atine Anto, jaka lanang sing bubar diputus pacare.
“Aku….aku….! Aku Anto…dari Bandung !” Jawabe Anto gemeter.
“Kok milih kuliah di Semarang ?” Tambahe.
“Seneng wae, emange kena apa ?”
“Lho, bisa basa jawa tho…oalah !”
“Aku isih keturunan Jawa, nanging ning kene aku njupuk jurusan basa Indonesia!”
Sedina mau Anto atine seneng banget bisa nemu bocah sing enak diajak jejagongan. Apa maneh bocah mau isih tanggane. Bocah loro mau lagi sedina ketemu nanging wis kaya kenal suwe. Anto ngentekna dina iku karo bocah wadon sing manis mau. Malah-malah pas dina iku Sherly nginep ning kose kangmase sing siji kos karo Anto amarga durung golek kos. Anto terus wae ngrewangi Sherly nyiapake sangu kanggo orientasi sesuk. Apa maneh Anto iku panitia, dadi ya saya gampang nguruse.
Dina ganti dina wulan wis diliwati bocah loro mau saya raket wae, kayake ing sajroning ati bocah loro mau wis ana rasa sing lair saka benih-benih katresnan. Nganti wektune teka, Anto lagi lenggahan dhewe karo Sherly ana taman.
“Sher….!” Sumahure Anto
“Iya…!” Sherly uga mangsuli.
“Aku cerak karo kowe niki kowe ora apa-apa?”
“Ora, kenapa ?”
“Nek menawa bojomu ngamuk…!”
“Bojo itu apa ?”
“Pacar !”
“Ooo…nggak ada tuh !”
“Nek arep ndaftar isih ana formulire pora ?”
“Buwat kamu nggak usah pake formulir juga aku terima !”
“Tenan Sher…!”
“He-em…”
Nalika Sherly diajak mlaku-mlaku, Anto sida metu uneg-unege saka jerone ati kang polos mau. Rasa kang ora bisa dipendem maneh.
“Nalika tak pandeng mripatmu sing bening iku, wektu iku uga aku tresna karo sliramu. Nalika esemu sing manis kuwi ngetokke suminare atimu kang tulus! Nalika suwaramu sing alus kuwi keprungu kupingku, wektu iku uga aku tresna sliramu! Aku njaluk ngapura marang kowe yen aku ngomong kaya ngene. Nanging aku ora kuwat ngempet rasa iki….!”
“Mas, sakbenere aku lah ya wis suwe ana rasa karo kowe !”
“Trus…!”
“Kalau aku yang ngomong duluan kan saru !”
“Dadi !”
“Aku gelem Mas, aku siap dadi bojomu. Alahhh…pacarmu !”
“Bisa aja kamu !”
Wengi iku dadi saya endah nalika gathukke bocah loro sing lagi nandhang tresna. Linenggahan ing sangisore suminare cahya rembulan kang madhangi ati bocah loro mau. Ning njero ati mung ana kembang isine. Kasmaran nalika tangane Anto nyekel tangane sedherek ayu iku. Digenggem kenceng tangan mau, rasane ora pengen diuculake. Sherly mung bisa ngrasakke angete rasa asih saka tanganne. Kemerlipe lintang wengi iki kaya-kaya nyekseni bocah loro dadi siji.
Nanging saiki Anto wis saya sibuk ngurusi kegiatane, jarang ngapeli. Sing Sherly dhewe saben marani Anto terus-terusan ora ana. Malah sidane dadi kerep njagong karo kancane Anto sing jenenge Fajri, kanca rakette Anto. Nganti katiwasan, Anto krungu kabar nek pacare mau selingkuh karo Si Fajri.
“Huuuuaaaaaaccccchhhhhh……….!”
“Asem kabeh, sial…, brengsek…!” Sosote Anto.
“Wis tho, Tok. Ora usah ngono,sapa ngerti ora kaya ngono !” Alem kancane.
“Ora piye, aku ngerti dhewe bocahe padha boncengan ! Mulane sih tak kira ya ora ana apa-apa, nanging…”
“Ditakokki dhisik bocahe !”
“Wis, lunga….!”
Glontang…..brakkkk….piyar… ! Suwara-suwara barang padha dibantingi keprungu saka kamare Anto. Atine wis kadung remuk, ora ana sing bisa nambani larane. Dhewekke ora percaya nek Sherly bisa nglakoni tumindhak kaya kuwi. Mangka rasa percayane Anto karo bocah wadon mau ngluwehi apa wae. Dina iku saumur-umur nembe ngrasakke lara ati kang kaya ngene. Ora nduwe semangat urip, apa maneh mung kanggo mangan sega. Welas sanget kahananne Anto wektu iku. Kanca-kancane uga melu sedih ngonangi kadadeyan kaya mangkono. Nanging ora bisa nglakoni apa-apa, arep ngomongi padha wedi. Nanging nek diumbarna saake.
Ning wektu kaya mengkono Fajri kanca rakette sing kudune ngeneng-ngeneng, malah lunga ning ngendi ora ana sing ngerti. Mestine bocah lanang mau lunga karo Sherly, cah wadon sing nggawe lara atine bocah lanang sing isih polos kuwi. Tega-tegane Si Fajri ngianati Anto sing wis kaya dulure dhewe. Mangka Anto wis percaya banget karo kanca sak kos-kosane mau. Pancen pasangan iki padha ora nduwe rasa, wis diwenehi ati malah ngrogoh tai. Bareng telung dina ora ana kethok, akhire Fajri balik mara kose.
“Tok, aku pengen njaluk ngapura karo kowe !” Omonge Si Fajri.
“Ngapura apa ? Asem ya, kowe isih wani nemoni aku !” Jawabe Anto.
“Kowe pancen tega tenan, Ri ! Kowe sing tak percaya malah mbalela !”
“Ya aku salah, mula aku saiki njaluk ngapura !”
“Wis telat….”
“Sherly isih seneng karo kowe !”
“Nek pancen ngono kenek apa gelem karo kowe ?”
“Aku mung pelarian …!”
“Alaaaahh….ndobol ! Kowe ora usah ngapusi !”
“Tenan…..! Tenan Tok, tenan !”
“Alah lunga kana kowe !”
“Sik, nek pancen ngono sok malem minggu kon mrene !”
“Iya…iya….! Bocahe mesti geleme…”
Bubar saka kana langsung wae Si Fajri mara ning kos-kosane Shrely, kanggo ngomongna perkara mau. Ing jero atine Fajri wis radha tentrem Anto gelem maringi kesempatan maneh. Wis tekan panggonan motor dijagangke, langsung ngetok lawang kos-kosane. Kabegjan sing mbukak lawang mau Sherly dhewe. Rai polose isih ketara, bocah sing lagi tangi turu mau isih durung kumpul nyawane. Ning ati kang polos mau ara dinyana ana sifat sing kaya mengkono kuwi. Ngadol rasa tresnane karo wong liya, ngianati wong sing paling tresna karo awakke.
“Sher, aku pengen ngomong karo kowe !” Ajakke Fajri.
“Ngomong apa ?” Wangsulane bocah wadon sing lagi lungguh ning sisihe kuwi sing lagi ngganggo kaos njambon karo celana tiga perempat, tambah kethok manise.
“Sok malem minggu kowe mara ning kosku ya, marani Anto !”
“Piye ya, aku ora wani….! Aku ajrih !”
“Wis, pokokke mara wae…, ora apa-apa ana aku !”
“Nanging aku tetep wedi…!”
“Kok pethuk wae ya….”
“Ya ora isa, bisa-bisa Anto malah tambah ngamuk !”
“Ya wis, nanging aku tak ngejak kancaku ya !”
“Karepmu pokokke teka !”
Sedina bocah loro padha ngrembug perkara kuwi. Anteng-anteng wae, kaya-kaya ora nduwe utang.
Dina sing dienten-enteni wis teka, Anto wis linggih ana ing ngarep teras. Mikirna nelangsane uripe sing kaya kuwi, nanging sajakke wonge wis radha ayem. Ora bengok-bengok kaya wingi, mbantingi saanane sing dingerteni. Sing Fajri mung gitar-gitaran ning pojokan, ora wani omongan karo Anto sing katon isih abang mripate. Ora antara suwe, kira-kira bubar maghrib Sherly teka karo kancane langsung njujug Anto sing lagi ngalamun. Ngerti kaya ngono, Fajri nyelunung wae mlebu kamar.
“Kena apa, Sher ? Kena apa….”
Sherly meneng kuweden.
“Kena apa kowe nganti tega nglakoni perkara kaya ngene ?”
Sherly isih meneng ora wani ngomong apa-apa.
“Aku ora arep ngamuk karo kowe, Fajri apa sapa wae ! aku mung pengen kejelasan. Saka kowe. Kowe bocah wadon sing tak tresnani temenanan tega ngianati wong lanang sing ringkih kaya aku iki. Malah-malah kowe karo kanca cerakku dhewe…! Apa kowe wis puas nggawe atiku lara ?” Omonge Anto dhawa karo sedherek manis sing nggawe lara atine.
“Aku…, aku…”
“kowe apa ?”
“Aku ora sengaja !”
“Ora sengaja piye !”
“Sik tho, aku pengen ngomong !”
Anto meneng keprungu suwara mau.
“Aku janjane ya ora pengen kedadeyan kaya ngene ! Aku rumangsa kurang, kowe saiki jarang nemoni aku. Mangka kowe ngerti aku iki butuh kowe ? ketemu paling seminggu pisan ora mesthi ! Nek pas aku butuh kowe, aku mrene kowe ora ana terus. Sing nemoni lan ngancani aku malah Si Fajri, kiraku bocahe nyambungan, enak diajak njagong. Aku lah ora ngira nek dadine kaya ngene !” Jawabe Sherly kanthi netesna eluh saka mripate netesi pipine sing putih resik.
“Aku ngerti, aku pancen salah !”
“Ngerti ngono, kenapa kowe ora ngomong karo aku ! Kowe ya ngerti saiki aku lagi akeh kegiatan. Nek pancen ora ana kegiatan, kowe…..kowe wong nomer siji sing tak parani !”
Mung hawane sing sedih kaya kuwi malah nggawe suasana dadi tambah sedih. Wong loro wis padha nangis ora bisa ngemet apa sing ning njero ati. Fajri sing ning jero kamar nduwowok melu-melu nangis.
“Saiki aku pengen takon !”
“Apa, Mas !”
“Apa kowe isih tresna karo aku !”
“Tresnaku saiki isih kaya winginane mas, ora kalong..,”
“Saiki aku takon maneh ! Kowe tresna karo Fajri….?”
Sherly meneng wae.
“Fajri……., fajri……!” Bengoke Anto nyeluk Fajri sing ning kamar.
“Ana apa ?” Jawabe.
“Linggiha kene kowe…!aku pengen ngomong !”
Ning ngarep teras omah kos-kosan kuwi ana bocah telu sing lagi nangis-nangisan. Suwasanane wis tambah sedih maneh,wis ora ana maneh sing bisa mesem apa mneh ngguyu.
“Sher, aku takon maneh ! Apa kowe isih seneng karo aku…..”
Sherly tetep meneng.
“Fajri, apa kowe seneng tenan karo Sherly ….”
Fajri meneng sisan.
“Sher, ngene wae nek kowe pancen isih seneng karo aku tanganmu mrenekna! kowe barang Jri, nek kowe isih pengen dadi kancaku, mrenekna tanganmu !” Omongane Anto kanti suwara ngombak amarga tangise.
Bocah loro sing ana ning ngarepe Anto kuwi padha menehna tangane ning tangane Anto karo nangis-nangis. Ora ngerti apa sing dipikirake Anto, tangane bocah loro mau malah ditemokake.
“Sher…, Jri…saiki aku pengen kowe cah loro dadian !”
“Tok…” Omonge fajri bengok sinambi nangis.
Knca-kancane Anto uga padha meli nangis sinambi nginceng kadadeyan mau sak cendela kamar kos ngarep.
“Aku…aku…” Sherly melu-melu ngomong.
“Wis, aku ikhlas !” Omonge anto.
“Aku ora bisa Tok, aku ora bisa nampa surga nek kowe enthuke neraka !”
“Mas, aku lah ya isih seneng kowe !” Omonge Sherly karo nangis mingsek-mingsek.
“Jri, percaya…aku tetep enthuk suwarga !
“Sing penting kowe cah loro seneng aku melu seneng !” Omongane Anto karo ngusapi eluh sing bubar mili karo ngempet nangise.
“Wis aku tak lunga dhisik…!”
“Thok, arep ning endi !”
“Mas, aja tinggal aku !”
“Wis kowe padha ning kene wae, aku lagi ana perlu !”
Mentas saka panggonan kuwi Anto nyandhak montore langsung amblas saka papan kuwi. Bocahe wis mungkiri apa sing dadi atine. Nyata mau, Anto nggathukake Sherly karo Si Fajri, ing mangka jero atine nangis. Nganti numpak montore ya semrawut. Samber kana, samber kene arep nabraki wong sing diliwati. Ora ngerti apa sing di tuju wonge njujug gedung kampus langsung munggah ning lantai telu.
Ning kana mung Anto dhewekan lagi ngalamun ngiling-ngiling kadadeyan mau. Pikirane wis ora ana waras-warase. Mung isine pengen mati. Nganti pikiran cendak metu saka atine.
“Huuaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaccccc……….ccccccchhhhhhhhhhhh!” Bengokke Anto bantere pol saka lante telu.
“Ndonya ora adil….,”
“Ndonya tego karo uripku !”
“Apa pancen ndonya pengen medhot uripku ?”
“Nek Pancen ngono….”
Anto munggah ning tembok sing dadi alang-alangan siap arep mlumpat. Mung ora sengaja wae sikile kepleset, bocahe tiba nanging tangane isih sempet nyandhak pucuke tembok mau kanggo cekelan. Nanging ning pikirane isih pengen mlumpat. Nanging wektu dhewekke arep mlumpat, tangane wis dicandhak kancane.
“Wis tho….uculna tanganku ! Umbarna aku modar !”
“Aja ngono Tok, masalah wedokan wae nganti ngono !” Omonge kancane.
“Kowe ora saake karo wong sing ning omah piye ?”
Anto meneng karo mikir.
“Wis ora ana gunane aku urip, nek sing ning omah ngerti aku kaya ngene mesti luwih lela nek aku mati !”
“Kowe salah Tok…, kowe salah ! kabeh mbutuhna kowe !” Omongane kancane karo natesna eluh.
“Kabeh pengen kowe…”
“Aku ora layak urip !”
“Ora kaya ngono Tok, urip iku anugrah. Kudu disyukuri…!”
“Pikirna bapak ibumu sing ngarep-arep kowe bakal sukses, bisa ngrewangi wong tuwamu golek dhuwit. Kowe kudu urip…!”
Anto meneng terus mikir-mikir, eling karo wong tuwane. Dhewekke ish rumangsa ning ndonya iki durung nganti gawe seneng wong tuwane. Wong tuwane sing kawit cilik ngrumat awakke kanti welas lan asih. Alon-alon Anto gelem munggah direwangi kancane mau.
“Kena apa Tegaaaaaaaaa….!” Bengokke maneh.
“Wis…., wis…..” Neng-neng kancane.
“Ndonya ora adil karo aku…….!”
“Tresna aku pengen ngerti wujudmu…..!”
NGENTENI PANGUCAPMU
Semarang, 10 April 2007
Sedina suwengi iki aku ora bisa turu
Kagawa rasa salahku sing wingi
Pikiranku ora bisa ilang saka iku
Nanging aku isih tetep ngenteni
Muga kowe bisa ngapura aku
Nanging saiki aku isih wedi
Wedi karo seliramu
Sing wis tak gawe lara ati
Sing nganti saiki isih nesu
Aku ora bisa njaga ing lathi
Aku iki pancen asu
Aku pantese dipateni
Kepruka nganggo kayu
Ben aku bisa mati
Timbang kowe ora gelem celathu
Omongmu aja mung ning ati
Aku ya pengen krungu
Tanda awakmu wis mari.